top of page
Writer's picturePercee Magz

Dea Valencia; Pengusaha Muda yang Peduli Kaum Difabel


(sumber gambar: https://haigadis.com/kisah-sukses-pengusaha-muda-indonesia/)


Dea Valencia adalah seseorang pengusaha muda yang mendirikan Batik Kultur. Di usianya yang tergolong sangat muda, Dea sudah berhasil meraih omzet ratusan juta perbulannya dari usahanya. Dari kecil, Dea merupakan anak yang sangat pintar. Ia memasuki dunia perkuliahan pada umur 15 tahun, dan berhasil meraih gelar sarjana di usia 19 tahun.

Awalnya, Dea membantu Ibunya untuk menjual koleksi kain Batik. Dari situ, Ia mulai belajar mengenai kain batik, selain itu Dea juga membaca buku-buku yang berhubungan dengan Batik. Disinilah kecintaan Dea pada Batik muncul. Usaha Batik Kultur mulai saat Dea menginginkan baju batik seperti yang Ia mau. Ia pun mendapat ide untuk membuat baju itu sendiri. Walaupun Dea tidak bisa menggambar, Ia mencari cara untuk membuat ide desainnya menjadi gambar, yaitu dengan cara menjelaskan idenya kepada seseorang yang mahir menggambar. Lalu, Ia memberi desain tersebut kepada penjahit. Mulai dari situ, Batik Kultur semakin berkembang sampai sekarang. Batik Kultur diminati oleh lebih dari 3.000 orang di Indonesia. Selain di Indonesia, Batik Kultur juga memiliki pelanggan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Belanda, Hongkong, Inggris, Jerman, Norwegia, dan Singapura.

Selain terkenal karena kesuksesannya dengan Batik Kultur, Dea Valencia juga terkenal karena memiliki 50% pekerja difabel. Semuanya berawal dari Mbak Tumisih, seorang difabel yang pertama kali melamar pekerjaan. Beliau menunjukan kepada Dea walaupun beliau tidak memiliki kedua tangannya, Mbak Tumisih dapat melakukan banyak hal seperti menggunakan HP, menjahit, dan lain-lain. Dea menerima Mbak Tumisih untuk bekerja. Dari situ, jumlah karyawan difabel terus meningkat, menjadi 15% dan sekarang mencapai 50%. Dilansir dari Liputan6.com alasan Dea mempekerjakan karyawan difabel adalah, “Aku ingin memberikan mereka kesempatan untuk memberikan kontribusinya di balik perbedaan mereka. Ternyata banyak pelajaran yang bisa diambil seperti ketekunan dan semangat untuk belajar.”


Sumber : radarsemarang.jawapos.com, liputan6.com, wolipop.detik.com

Penulis : Zefanya Atalya

Editor : Nathalia Angelica W

12 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page