Cacing bermunculan di Solo
- Journal-is-Me
- Apr 20, 2020
- 2 min read

Fenomena keluarnya cacing secara massal dari dalam tanah ternyata sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia.
Banyak yang mengatakan cacing bermunculan dari tanah di sebabkan oleh gempa bumi. Apakah besar?
Menanggapi persoalan cacing di Solo itu, Ahli Gempa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr Daryono angkat bicara.
Menurut beliau, isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bukan tak berdasar. Beberapa peristiwa gempa merusak di dunia diantaranya memang diawali adanya gejala alamiah berupa kemunculan cacing tanah secara massal.
Di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan pada 10 hari menjelang terjadinya gempa Chi Chi 1999. Dan pada peristiwa gempa Haicheng, China 1975, beberapa hari sebelumnya juga dilaporkan adanya kemunculan cacing tanah yang sangat banyak ke permukaan tanah.
"Beberapa sumber pustaka lain juga mengungkap fenomena kemunculan cacing tanah menjelang gempa seperti kajian Chen dkk. (2000), Rikitake (1979), Whitehead dan Ulusoy (2013), dan Liso dan Fidani (2014)," beber Daryono, Minggu (19/4).
Menurutnya, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang gempa terkait anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah. Munculnya anomali ini dilaporkan terjadi beberapa hari sebelum gempa bumi.
Namun demikian, masyarakat tak perlu khawatir, berdasarkan laporan kemunculan cacing yang terjadi di berbagai tempat di dunia menjelang gempa besar, ternyata selalu didukung data perilaku gejala alamiah yang tak lazim lainnya, seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di kolam.
Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, elevasi muka airtanah, dan emisi radon yang terjadi bersamaan. Radon merupakan unsur radioaktif, gas radon dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan stresnya, sehingga radon menjadi parameter penting dalam prekursor gempa bumi.
"Sehingga dalam hal ini, munculnya cacing di beberapa tempat di Solo Jawa Tengah akhir-akhir ini tampaknya belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadi gempa. Fenomena cacing di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung bukti-bukti alamiah lain beserta data anomali prekursornya," ungkapnya.
Karena itu, jika tidak ada data dukung penguat lainnya maka munculnya cacing secara massal ke permukaan diduga diakibatkan perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak, termasuk kemungkinan terpapar bahan kimia seperti disinfektan dan lainnya.
"Namun demikian karena wilayah kita memang rawan gempa sebaiknya kita selalu waspada, mengingat peristiwa gempa kuat dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan belum dapat diprediksi," tutupnya.
Penulis : Angel Steven
コメント