Kejadian dimana seorang remaja perempuan berusia 15 tahun membunuh seorang anak berusia 6 tahun menimbulkan sebuah isu bahwa film horror dapat menimbulkan dampak buruk bagi psikologis anak. Diketahui remaja tersebut memiliki obsesi dengan film horror, dan memiliki hasrat untuk membunuh.
Remaja tersebut berinisial NF, ia menyerahkan diri kepada polisi pada Jumat (6/3) dan mengaku telah membunuh seorang balita dan menyimpan jasadnya di lemari. Saat diperiksa oleh kepolisian, remaja ini tampak tenang dan mengakui puas terhadap aksi pembunuhan tersebut.
Dikutip dari liputan6.com, “Pelaku saat ditanya menyesal atau tidak, dia jawab merasa puas,” kata Yusri, Kabid Humas Polda Metro Jakarta. NF juga mengaku terinspirasi dari hobinya menonton film horror, seperti Chucky dan The Slender Man yang merupakan karakter fiksi kejam.
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga yang dihubungi oleh pihak kompas.com, Anna Surti Ariani mengatakan remaja tersebut kemungkinan mengalami gangguan jiwa, sehingga harus diperiksa lebih lanjut kondisi kejiwaannya.
Setelah diketahui hasilnya, barulah polisi dapat menentukan hukuman yang tepat apakah harus direhabilitasi atau ditahan. Karena remaja tersebut masih dikategorikan sebagai anak dibawah umur.
Film horror memang memiliki dampak yang besar bagi anak-anak dan dapat menimbulkan efek jangka panjang seperti kecemasan, gangguan tidur, perilaku agresif, hingga kekerasan. Anak-anak menjadi sulit untuk membedakan realitas dengan fiksi. Sehingga orang tua diharapkan berperilaku bijak dan memperhatikan anak-anaknya saat menonton film horror.
Sumber : Liputan6, Kompas, Tirto
Penulis : Tahlia
コメント