Pernahkah kalian menyadari kondisi industri hiburan saat ini, dimana hampir tidak ada konten baru? Baik itu buku, film, serial televisi dan streaming, hingga video game, produk-produk hiburan ini sangat cepat dalam memproduksi dan merilis konten baru dalam hitungan minggu. Tetapi dengan semua konten baru yang mereka rilis, apakah konten-konten tersebut benar-benar baru?
Hollywood telah menjadi pusat konten hiburan selama 112 tahun. Film dan serial orisinil, film dan serial adaptasi, serta berbagai medium hiburan lainnya menyebar dari Hollywood. Selama 1 dekade ini, Hollywood seringkali melibatkan nostalgia dari konten masa lampau untuk menyukseskan konten baru. Hollywood melakukannya dengan 3 kegiatan yang paling populer yaitu Reboot, Remake, dan Renewal (dalam beberapa kasus terdapat juga kegiatan Remaster).
Reboot adalah kegiatan dimana suatu perusahaan produksi ‘mendaur ulang’ konten dari masa lampau yang biasanya masih memiliki penggemar berjumlah besar, biasanya plot utama konten tersebut diubah untuk menyesuaikannya dengan perkembangan zaman, tetapi tetap membawa esensi yang sama dengan konten aslinya. Kalian ingin melihat aksi Superman bersama Superhero lain tanpa menonton film-film Superman dari masa lampau? Cukup tonton ‘Man Of Steel’ yang menceritakan ulang asal-usul Superman. Ingin mengetahui tentang Godzilla tapi malas menonton film-film aslinya? Cukup tonton ‘Godzilla’ (2014) dan sequelnya yang menceritakan awal mula baru bagi Godzilla. Ingin mengetahui tentang karakter She-Ra tanpa harus menonton serial aslinya yang dirilis tahun 1985? Cukup menonton serial ‘She-Ra And The Princesses Of Power’ yang rilis tahun 2018 diplatform Netflix. Rindu Percy Jackson? Nantikan saja serial ‘Percy Jackson’ yang sedang diproduksi oleh Disney untuk platform streamingnya, Disney+.
Remake adalah upaya perusahaan produksi ‘membuat ulang’ konten dari masa lampau tanpa mengubah unsur utama (seperti plot) dari konten orisinilnya. Biasanya terdapat beberapa unsur yang diubah (diperbarui) agar konten tetap dapat dinikmati dimasa kini, seperti Soundtrack, VFX, kostum, dan tentu saja serangkaian aktor baru untuk memerankan karakter-karakternya. Sebut saja ‘Aladdin’, ‘Beauty And The Beast’, ‘Cinderella’, ‘Dumbo’, ‘The Lion King’, sepertinya Disney telah membuat konten remake populer terbanyak saat ini, bahkan mereka sedang merencanakan Live Action Remake film ‘Hercules’ dan ‘Tangled’. Dunia Video Game juga mengalami hal yang serupa, dengan kedatangan ‘Final Fantasy VII Remake’ dan ‘Resident Evil 3 Remake’ tahun 2020 ini.
Renewal merupakan sebutan untuk status konten hiburan yang (akan) dilanjutkan, contohnya ketika suatu serial baru direnew, serial tersebut akan mendapatkan Season kedua. Tapi bukan itu yang akan kita bahas saat ini. Renewal yang kita bahas saat ini adalah status konten dari masa lampau yang baru dilanjutkan beberapa tahun belakangan. Rindu ‘Star Wars’? Ada ‘The Mandalorian’ dan ‘Clone Wars’, sekumpulan serial bertema ‘Star Wars’ yang (lagi-lagi) tayang di Disney+. Rindu ‘Friends’ dan ‘Looney Tunes’? ada serial reuni ‘Friends’ dan kartun baru ‘Looney Tunes’ di platform HBOMax yang diproduksi oleh Warner Bros. Rindu ‘Star Trek’? ada ‘Star Trek; Discovery’, prequel yang tayang di CBS. Rindu ‘Twilight’? Ada buku ‘Midnight Sun’ buat kalian penggemar Edward Cullen. Konten yang tercipta karena proses Renewal ini adalah konten nostalgia sejati, karena apapun yang kalian rindukan dimasa lampau, akan dilanjutkan dengan konten baru.
Bila kita pergi ke bioskop, mencari konten di platform streaming, mencari video game baru untuk dimainkan, atau mencari buku baru untuk dibaca, pasti produk-produk ‘baru’ yang dirilis tidak asing karena berhubungan dengan produk hiburan lama. Hal ini pasti mengundang penggemar lama untuk kembali bersemangat menyambut nostalgia, dan mengundang generasi masa kini untuk menjadi penggemar baru. Tetapi apakah hal ini memang baik, atau terlalu membosankan karena produk ‘baru’ sebenarnya hanya bagian dari produk hiburan lama?
Nostalgia memang telah menjadi ‘alat’ penarik kesuksesan bagi industri hiburan. Ekonomis, Seth Stevens-Davidovitz menyatakan bahwa data Internet menampilkan tampilan yang jujur bagi pikiran pengguna Internet. Ketika suatu film mendapatkan perhatian yang banyak di Internet, film tersebut lama kelamaan akan digantikan posisinya dengan film lain yang lebih populer di Internet. Hal yang menentukan kelanggengan feedback positifnya adalah apakah film tersebut tetap populer di Internet walau film-film lain mulai meraih popularitas tinggi di Internet?
Terkadang, jumlah penggemar yang banyak bukan menjadi prioritas dalam mendaur ulang suatu produk hiburan. Nostalgia dapat dijadikan kekuatan oleh industri hiburan karena suatu produk dapat membentuk identitas seseorang. Banyak produk hiburan dari masa lampau yang baru diadaptasi ke medium lain (film, serial, atau video game) di masa kini, contohnya serangkaian komik Marvel yang dirilis pada era 1960 dan komik DC yang dirilis pada era 1930. Bagaimana bisa produk-produk ini meraih popularitas yang sangat tinggi saat ini padahal sudah terbit puluhan tahun lalu? Karena ketika produk-produk hiburan tersebut dirilis, produk-produk tersebut membentuk jati diri dan minat masyarakat berusia remaja saat itu. Ketika konten-konten tersebut diadaptasi menjadi film dan serial, konten tersebut semakin populer karena ‘bantuan’ dari penggemar-penggemar mereka yang sudah menggemari konten tersebut sejak remaja, dan sekarang telah tumbuh dewasa. Popularitas tersebut akhirnya turut menarik generasi muda zaman sekarang yang juga berusia muda, hingga produk-produk tersebut dapat membentuk identitas generasi muda zaman sekarang.
Ilmuan Neurosystem, Robert Sapolsky menyatakan “Penggemar Marvel yang berusia remaja pada masa perkembangan awal komiknya telah mencapai titik dimana mereka memiliki kemampuan berbelanja saat ini.” Produk dan konten hiburan yang lama diperbarui kembali sekarang, hingga penggemar konten tersebut yang sekarang dapat menikmati pembaharuan dari konten tersebut.
Sekarang tergantung pada Anda, apakah Anda menggemari sesuatu yang benar-benar baru? Atau pembaharuan dan kelanjutan dari konten hiburan lama?
Penulis : Christofel Lukas
Editor : Gabriela Priscila
Referensi: BeyondTheTrailer, Near Mint Condition, Quartz
Comments