Enggak terasa, ya kita sudah berada di penghujung acara kepengurusan kalian?
Padahal, kita baru saja merayakan tanggal pertemuan pertama (6/9/2019). Lab radio menjadi saksi mata kenapa kami ingin masuk JIM. Ditemani oleh suasana siang yang tenang, kita duduk di kursi empuk berwarna biru dan memperkenalkan diri ke kalian. Begitupun dengan Percee yang kalian nyatakan ke kita.
Masih ingat ‘kan dengan pin dan stiker yang pernah Cici bagi? Tenang aja kok, kami masih simpan di dalam dompet.
Enggak terasa, ya moment liputan kita sudah mau berakhir?
Di Universitas Bunda Mulia, kita sudah melakukan liputan internal sebanyak dua kali. Satu liputan untuk acara Dan+Dan dan satu lagi adalah liputan acara I-Care. Kami sebagai mahasiswa baru mengalami perjumpaan pertama tentang bagaimana rasanya kami harus terjun ke lapangan untuk melakukan wawancara dengan orang lain.
Bahkan dengan bangganya JIM mempersembahkan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Jiwa kami merasa menggebu-gebu tatkala bisa bertemu dengan anak Pak Jokowi, Kaesang Pangerap. Ceritanya, kami sebagai mahasiswa baru beruntung sekali menjadi perwakilan untuk meliput Kaesang. Tidak ada yang menduganya!
Kartu press yang kita pernah pegang saat liputan menunjukkan bahwa kita semakin dibentuk untuk penugasan wawancara. Itu bukan sembarangan kartu, tetapi maknanya sangat besar sekali. Kata kalian, kartu press harus selalu dibawa setiap ada liputan yang mewakili instansi. Moment-moment SKSD kita bersama orang baru.
Engga terasa, ya moment menulis di Percee kita bakalan jadi kenangan?
Pertama kali, kita disuruh buat tulisan satu artikel per bulan sesuai tema. Jadi nostalgia. Dulu pas disuruh buat artikel, pasti belum pada ngerti cara membuat artikel. Yap! Di saat kita enggak mengerti cara buatnya, untunglah ada pembimbing rubrik JIM:
Ada Tahlia sebagai mentor rubrik perspektif.
Ada Janice sebagai mentor rubrik trending topic.
Ada Lidya sebagai mentor rubrik history.
Ada Richie sebagai mentor rubrik campus life.
Ada Firany sebagai mentor rubrik la figure.
Ada Levina sebagai mentor rubrik kuberkarya.
Dan tidak lupa juga ada Gaby sebagai mentor entertainment.
Tentunya, kalian engga akan pernah kesulitan untuk terus mendidik adik-adik tingkatnya. Siap siaga banget jikalau udah disuruh jadi editor kita. Terkecuali saat mentor bisa diajak jadi tempat curhat sama kita. Ihi!
Enggak terasa, ya suasana keakraban kita dengan mereka berlalu begitu cepat?
Merayakan pertemuan singkat di Upnormal, bermain werewolf dan games tentang seberapa dekatnya kita dengan JIM? Suasana semangat-semangatnya kami berjaya! Kami bertukar ide sama yang lainnya, merilekskan pikiran dan membuang jauh-jauh kepenatan tugas.
Namanya juga organisasi JIM. Santuy, tapi tetap produktif!
Kiranya kisah-kisah lugu kita ini diterima oleh mereka. Kita pasti pernah merasa bersalah dengan mereka, karena nggak membuat artikel, nggak hadir dalam seminar yang sudah mereka rancangkan, lupa dengan pembimbing rubrik dll.
Terima kasih, para Cici. Semoga kisah kita menjadi perjalanan yang takkan terlupakan! The next level harus makin tambah semangat, ya Ci!
Eits tunggu dulu. Ketinggalan satu lagi.
Tidak kalah penting seorang pembimbing yang baik hati, pembimbing yang selalu ingin tahu apakah klub yang ia bimbing berjalan dengan lancar, serta pembimbing yang akan marah jika tidak diberitahu detail sebuah acara, karena Beliau akan merasa sangat bangga jika program kerja yang di susun berjalan dengan lancar serta ia jugalah yang akan merasa bersalah jika salah satu program kerja kami tertunda ataupun tak terlaksana. Beliau yang selalu ada disaat kami butuhkan kapan pun dan dimana pun, Beliau pembimbing yang sangat perhatian dan selalu ingin membantu kami sekecil apapun itu masalahnya, yap Beliau adalah Pak Ignasius Liliek, terima kasih kami sebesar-besarnya atas perhatian yang bapak berikan kepada klub Journal Is Me ini.
Semoga klub JIM semakin berkembang bersama dengan club-club lainnya!
Cheers,
Anak JIM 2019/2020
Penulis : Tesalonika Hasugian
Editor : Lidya Verisca & Gabriela Priscila
Comentarios