(sumber: theodysseyonline.com )
Biarkan aku kembali menceritakan beberapa penggalan hidupku padamu. Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, waktu terus berlalu hingga aku kembali ke titik di mana aku merasa harus ada sesuatu yang aku dapatkan ketika aku akan melewati titik ini lagi. Ulang tahun.
Bagi beberapa orang, ulang tahun merupakan hari yang ditunggu-tunggu. Bagi beberapa orang, ulang tahun hanyalah hari biasa yang akan dilewati seperti biasa pula. Tapi bagiku, untuk kembali ke titik ini, banyak sekali hal yang harus aku pikirkan kembali. Banyak hal yang membuatku berpikir kalau untuk sampai ke titik ini, banyak hal yang seharusnya aku capai.
Katanya, ketika kita beranjak dewasa, banyak tanggungan yang sudah harus kita hadapi. Tak berfokus pada masa sekarang saja, kita juga harus memikirkan masa depan. Nyatanya, untuk memikirkan masa sekarang bahkan sekadar memikirkan kebahagiaanku sendiri merupakan hal yang susah untuk aku lakukan saat ini.
Katanya, beranjak dewasa merupakan sebuah proses. Waktu sebagai sahabat yang selalu menemani dan menyumbuhkan luka. Tapi nyatanya, seiring berjalannya waktu, aku tersadar bahwa waktu tidak menyembuhkan. Yang menyembuhkan adalah diri kita yang perlahan menerima dan mulai memaafkan. Waktu hanya membantu kita memahami keduanya.
Bagiku, kultur ulang tahun merupakan serangkaian proses panjang yang mengharuskan kita kembali sadar bahwa waktu berjalan dengan sangat cepat. Bahwa kalimat sebentar bukan sekadar hitungan waktu, melainkan kawan.
Pada akhirnya, semua ini hanyalah titik awal. Tidak ada yang perlu ditakutkan dari bertambahnya waktu. Yang paling penting ialah kamu dan juga aku melakukan yang terbaik untuk menghargai kehidupan yang sedang kamu jalani ini. Selalu ada titik awal bagi kita yang ingin kembali berjuang dan bangkit.
Nikmati sepotong kue dan tiuplan lilinmu.
Ucapkan terima kasih untuk setahun yang telah terlalui.
Kamu hebat. Mari kembali merayakan perjuanganmu ini.
Selamat datang kembali ke titik awal.
Selamat ulang tahun.
Penulis: Nikita Angelmay Tombatu
Comments