CEO Gojek sedang ramai-ramainya diperbincangkan karena kemundurannya dari posisi tersebut menjadi salah satu menteri pada Kabinet Indonesia Maju. Nadiem Makarim dipilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo untuk periode 2019-2024.
Berbagai respon datang dari masyarakat, khususnya dari mitra Gojek. Beberapa pengemudi ojek online menerima dan mendukung keputusan Nadiem. Namun, beberapa menyuarakan ketidaksetujuannya, bahkan merencanakan aksi unjuk rasa karena para pengemudi ojol merasa belum sejahtera.
"Nadiem Makarim boleh besar dengan berderet gelar akademik dan valuasi Gojeknya yang triliunan rupiah. Namun di balik itu, jutaan para mitra ojek online-nya berdarah-darah di lapangan dan jauh dari sejahtera dari segi pendapatan. Intinya ojol mitranya belum happy," tutur Ketua Presidium Nasional Garda, Igun Wicaksono.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UI, Ari Kuncoro menyebutkan bahwa prospek Gojek ke depannya akan tetap berjalan karena sang pendiri telah berhasil membangun Gojek hingga sebesar ini.
Saat ini, posisi Nadiem telah digantikan oleh Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi sebagai co-CEO. Andre Soelistyo sebelumnya menjabat Presiden Gojek Group sejak Januari 2016 dan Kevin Aluwi sempat menduduki jabatan Chief Financial Officer (CFO) Gojek sejak April 2014.
Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengatakan, “Mereka akan berbagi tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sebagai co-CEO, dengan fokus membawa perusahaan ke tahap selanjutnya”.
Nila mengatakan, perusahaannya telah memiliki rencana yang matang ke depan dan akan segera mengumumkan rencana tersebut dalam waktu dekat. (VPR & GP)
Penulis : Vajrayana Putranda Ramtanu
Editor : Gabriela Priscila
Kommentare