Sumber : idntimes.com
“Daku ingin jiwa raga ini
Selaraskan keanggunan
Daku ingin jemariku ini
Menuliskan karismamu”
Pasti sepenggal lirik ini sering kalian dengar di media sosial. Ya, lagu “Berkibarlah Bendera Negeriku” memang sangat populer belakangan ini karena suka cita yang sedang Indonesia alami. Dari kemenangan mendali emas Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020, hingga euphoria yang masyarakat Indonesia lakukan menyambut hari kemerdekaan. Tak kenal maka tak sayang. Yuk, kita mengenal musisi di baliknya!
Lagu ini merupakan sebuah maha karya musisi Indonesia yakni, Gombloh. Beliau yang bernama asli Soedjarwoto Soemarsono ini memulai karier bermusiknya sejak SMP. Penyanyi Belada kelahiran 12 Juli 1948 ini juga sangat menginspirasi kaum muda sejak masanya. Gombloh selalu memperjuangkan kebebasan dan jiwa kemanusiaan yang ia tularkan kepada kaum muda hingga saat ini. Lagu-lagunya sangat bermakna dan berisi pandangan bagaimana manusia hidup di negara merdeka dan sangat memberikan semangat kebangsaan yang tinggi.
Namun, tak sedikit pula orang mengenal Gombloh sebagai penyanyi lawas yang bertema cinta. Para remaja muda di era 80an pasti sangat menggandrungi lagu beliau yang asyik di dengar dan liriknya yang related pada masa itu seperti, Kugadaikan Cinta, Apel, dan Setengah Gila. Banyak pecinta musik yang juga mengenal beliau sebagai penyanyi yang memiliki lagu yang nyeleneh karena lirik jenaka dan ceria yang menjadi khas di setiap karyanya.
Penyanyi yang berjiwa nasionalis dan kritis ini, sangat banyak menorehkan catatan lagu yang menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari dan rasa cinta kepada Indonesia. Ada banyak lagu Gombloh yang populer, bahkan sampai sekarang didengar dan dibawakan kembali penyanyi muda, salah satunya lagu “Berkibarlah Bendera Negeriku” yang sangat terkenal di media sosial saat ini. Bahkan, tidak hanya lagu itu saja yang dikenal, ada juga “Kebyar Kebyar” yang tenar pada masa reformasi sebagai bentuk tuntutan dan perjuangan, “Berita Cuaca” yang didalami terkait isu alam dan lingkungan, hingga “Gugur Bunga” sebagai lagu bercitra nasionalis.
lagu-lagu yang beliau ciptakan juga mendapatkan penghargaan oleh persatuan seniman musik tanah air atau PAPPRI berupa penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia. Patung beliau juga berdiri kokoh seberat 200 kg dari perunggu oleh Solidaritas seniman Surabaya, untuk mengenang musisi kelahiran Surabaya itu. Lagu-lagu beliau juga menginspirasi penelitian karya Ilmiah berjudul “Social Criticsm in the Song of 1980’s Indonesian Pop Country Singers” oleh Universitas Cornell yang dipublikasikan pada seminar musik di Toronto tahun 2000.
Walaupun Beliau telah wafat di tahun 1988 dengan umur yang masih terbilang muda. Namun, karyanya tetap menjadi kenangan berharga yang sampai sekarang masih bisa kita nikmati dan lestarikan sebagai apresiasi karya kepada musisi Indonesia.
Sumber : Wikipedia, idntimes.com, dan Kompas.com
Penulis : Cindy Verananda
Comments