top of page
Writer's picturePercee Magz

MAHATMA GANDHI : SANG “JIWA AGUNG” PENCINTA DAMAI

Mungkin sebagian dari kalian belum pernah mendengar bahwa ada tokoh yang sangat cinta dengan kedamaian. Memiliki hidup yang damai merupakan cita-cita bagi kehidupan dalam masyarakat. Yuk, simak kisah cerita sang Jiwa Agung dalam memperjuangkan kedamaian.

Mohandas Karamchand Gandhi atau yang bisa lebih dikenal sebagai Mahatma Gandhi merupakan seorang pengacara India yang memimpin gerakan kemerdekaan India dari kekuasaan Inggris. Pada usianya yang ke 18, Mahatma memutuskan untuk berlayar ke London. Beliau pindah ke sana untuk melanjutkan pendidikannya dan mempelajari hukum seperti yang orang tuanya inginkan. Mahatma berkesempatan untuk belajar hukum di Univerity College London. Beliau mempelajari mengenai hukum dan yudisprudensi dengan tujuan untuk menjadi pengacara. Pada tahun 1891, Mahatma sukses menyelesaikan study, dan menajdi seorang pengacara.


Namun, beliau tidak bertahan di London dan memutuskan untuk pindah ke Afrika Selatan. Mahatma melanjutkan pekerjaannya dan lebih mendalami pekerjaannya sebagai pengacara. Pada usianya yang ke 21, Mahatma menjadi seorang figure pemimpin Gerakan nasionalis India. Gopal Krishna Gokhale, seorang pemimpin senior dari Kongres Nasional India, mengundang Gandhi untuk bergabung dengan gerakan perjuangan India untuk kemerdekaan melawan Kekuasaan Inggris. Gandhi meninggalkan Kongres Nasional India pada 1934, dan kepemimpinan diwariskan kepada anak didiknya Jawaharlal Nehru.

Gerakan nasionalis makin memuncak ketika Perang Dunia II pecah pada 1939. Gandhi meluncurkan gerakan Quit India, yang menuntut "penarikan Inggris secara teratur" dari India. Gerakan Quit India menjadi gerakan yang paling kuat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan India dan diyakini telah memainkan peran utama dalam mengamankan kemerdekaan India pada 1947. Gandhi melakukan tur ke daerah-daerah yang dilanda kerusuhan dalam sebuah seruan untuk perdamaian dan berpuasa dalam upaya untuk mengakhiri pertumpahan darah. Dia menginginkan sebuah negara India bersatu tetapi Liga Muslim, yang sukses menumbuhkan pengaruh selama masa perang, tak setuju dengan ide Gandhi. Setelah melalui negosiasi alot, Inggris akhirnya memutuskan untuk membagi dua negara menjadi India dan Pakistan pada 15 Agustus 1947.


Pada 30 Januari 1948, Gandhi yang berusia 78 tahun makin lemah kondisinya berpegang pada dua cucu perempuannya dari kediamannya di Birla House, New Delhi, menuju acara pertemuan doa. Seorang ekstremis bernama Nathuram Godse yang kesal dengan Gandhi, berlutut dihadapannya dan mengeluarkan pistol semiotomatis. Dia menembak Gandhi dalam jarak sangat dekat sebanyak tiga kali. Godse dan rekan konspiratornya, Narayan Apye, diadili dan dihukum mati pada 15 November 1949.

Penulis : Nathalia Angelica W.



10 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


bottom of page