Sumber : trofire.com
Fisik yang sempurna bukanlah jaminan untuk kesuksesan seseorang. Keterbatasan fisik bukanlah pemicu matinya semangat untuk terus maju. Begitulah sepertinya tokoh inspiratif kali ini yang menggetarkan dunia dengan karyanya yang luar biasa.
Prof. Stephen Hawking merupakan seorang fisikawan teoritis, kosmologi, pengarang, dan Direktur Penelitian Centre for Theoritical Cosmology di Universitas Cambridge. Meskipun di tengah keterbatasan fisik yang dia alami, tapi karya-karyanya tetap dipakai dunia dalam literatur sains. Karyanya mengenai kuantum fisika dan teori tentang alam semesta menjadi materi yang terus dipelajari hingga sekarang.
Pemilik nama asli Stephen William Hawking lahir di Inggris pada 8 Januari 1942. Beliau menderita Lou Gehrig, penyakit syaraf yang mengharuskan dia harus beraktivitas dengan kursi rodanya. Meskipun diagnosa dokter kala itu menyatakan bahwa umurnya hanya akan bertahan selama 2 tahun ke depan, tapi Hawking bisa mematahkan hingga usianya yang ke 76 tahun.
Hawking kehilangan kemampuan bicaranya setelah menjalani operasi trakeostomi. Namun itu tidak menghentikannya, karena dia kemudian menggunakan alat bantu untuk berbicara dengan memanfaatkan otot pada pipi. Sayangnya, Hawking harus wafat meninggalkan karya-karya besarnya pada tahun 2018.
Sumber : idntimes.com
Dalam hidupnya, Hawking sering berhipotesis mengenai hal-hal yang terjadi di alam semesta. Tidak berhenti di situ saja, dia selalu ingin mencari tahu dan mengeksplorasi semuanya menjadi jelas di mata orang-orang. Teori yang paling terkenal adalah mengenai ledakan lubang hitam pada tahun 1974 atau dikenal dengan radiasi Hawking. Dia bekerja sama dengan ahli kosmologi menggabungkan teori Einstein tentang waktu dan ruang angkasa dengan teori kuantum fisika yang berakhir dengan penemuan fakta mengenai lubang hitam dan alam semesta yang tidak berujung.
Sebagai seorang fisikawan, dia menuliskan banyak buku berisi penelitiannya. Bukunya yang berjudul “A Brief History of Time” berisi tentang kelahiran dan kematian di alam semesta. Selain itu, terdapat pula buka nonfiksi lainnya, yakni The Universe in a Nutshell, The Grand Design, On the Shoulders of Giants dan buku fiksi berjudul George and the Big Bang.
Dari Stephen Hawking manusia harus belajar bahwa fisik bukan kendala untuk melakukan hal yang ingin dicapai. Maka, sebagai manusia dan generasi muda yang baik sudah seharusnya kita bangkit dan lupakan keterbatasan yang kita punya. Cobalah untuk melihat sekecil apa pun potensi yang kita punya dan kembangkan seluas dunia yang tanpa batas-batasnya.
Penulis : Cindy Verananda
Sumber : wikipedia, sains.kompas.com, dan nationalgeographic.grid.id
Comments