Yogyakarta, Jumat 16 September 2021 – Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan dari Universitas Gajah Mada telah melaksanakan acara dengan tema “Pengelolaan Kesehatan Mental Berbasis Komunitas” yang peduli terhadap orang-orang yang mengidap penyakit Skizofrenia pada Jumat, 16 September 2021 dan dibawakan melalui aplikasi Zoom.
Acara yang dilaksanakan di Universitas Gajah Mada yang dipandu oleh Ester Febe selaku pembawa acara yang membuka acara webinar ini. Serta disambut oleh Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K),. Ph.D. selaku Dekan Fakultas KMK UGM dan Dr. Diah Ayu Puspandari selaku Ketua dari Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat UGM.
Topik kali ini mengangkat pengelolaan kesehatan mental berbasis komunitas yang dimana peduli terhadap orang yang mengidap penyakit Skizofrenia yang dibawakan selaku sebagai moderator yaitu Dr. dr. Hervita Diatri, SpKJ (K) selaku Kepala Divisi Psikiatri Komunitas. Pemaparan materi yang dibawakan oleh dr. Azimatul Karimah, SpKJ (K), selaku Psikiater Rumah Sakit dr. Soetomo dan Bagus Utomo selaku Pendiri dan Ketua Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia.
Dr. Azimatul memaparkan materi peran masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa, yang dimana beliau menjelaskan ada beberapa elemen, yang bisa kita lakukan di masyarakat karena ini begitu luas, serta beliau juga memperlihatkan sebuah gambaran global total jumlah psikiater pada tahun 2011, lalu adanya jumlah populasi pekerjaan di bidang psikiater berapa persen dari tiap negara dan dari seluruh negara berapa persen pengobatan antara negara berpengalam hasil tinggi dan yang rendah. Setelah dr. Azimatul, ada Bapak Bagus Utomo yang memaparkan materi dimana beliau menjelaskan pengembangan layanan kesehatan jiwa di komunitas dan adanya perspektif pasien dan keluarga untuk mengembangkan layanan kesehatan untuk lebih baik lagi.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta Ibu Asti Cetiani menanggapi serta bertanya “Apakah sudah contoh atau masih ada kebutuhan potensi anggota di tingkat komunitas atau dokpol yang dilibatkan upaya pelayanan di komunitas yang bisa mencontoh dari Eropa ataupun Amerika Serikat seperti polisi yang terlatih sehingga pada saat menangani masalah yang ada unsur psikiatri bisa menanganinya dengan lebih baik?” dr. Azimatul menjawab bahwa ini tergantung dari tiap individu karena berdasarkan pengalaman yang berlokasi di Surabaya, bahwa kepolisian Surabaya dapat menangani masalah dengan tenang dan profesiona, karena kepolisian di Indonesia belum pernah mendapatkan pelatihan khusus bagaiman berkomunikasi dan melakukan pendampingan kepada orang-orang yang terkena gangguan jiwa dan dari Indonesia sendiri sudah baik dalam melaksanakan tapi bisa lebih mengembangkan lagi.
Kalau Bapak Bagus menjawab bahwa ini di lapangan sudah baik untuk urusan pendekatan antar kepolisian dengan masyarakat, maka organisasi kita sendiri yang check-list untuk menghapus stigma, membuat strategi agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Pada akhir acara moderator mengembalikan kepada pemandu acara selaku MC, Ester, yang dimana ia mengucapkan terima kasih. Dari webinar ini mengajarkan bahwa tidak hanya orang-orang professional yang berurusan dalam bidang tersbut, tapi masyarakat juga bisa berpengaruh untuk membantu pengelolaan kesehatan mental dengan cara bisa belajar berkomunikasi yang baik dengan orang-orang yang terkena gangguan jiwa seperti contoh kepolisian RI di Surabaya tadi.
Penulis: Sheva Galuh Astari
Comments