Kabar duka baru saja datang dari pendiri Ciputra Group di Singapura pada Rabu (27/11/2019) dini hari. Pria yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia versi Forbes ini menghembuskan napas terakhirnya genap di usianya yang ke-88 tahun.
Selama hidupnya, perjalanan karir Ciputra tidak selamanya mulus. Pada tahun 1957, Ciputra bersama kedua temannya yaitu Budi Brasali dan Ismail Sofyan mendirikan sebuah biro arsitektur. Mereka merintis usaha tersebut saat masih duduk di bangku kuliah. Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 1960, Ciputra pun melangkahkan kakinya ke Jakarta setelah lulus dari kuliahnya di ITB. Ia mulai mendirikan perusahaan bernama Grup Jaya dengan hanya bermodalkan Rp10 juta pada tahun 1961 dan sukses membawa nama perusahaan lokalnya ke kancah bisnis global.
Setelah beberapa lama berada di puncak bisnisnya, Ciputra memutuskan pensiun pada tahun 1996. Tidak lama setelah itulah PT. Pembangunan Jaya, Metropolitan Development Group, dan Ciputra Group mengalami permasalahan. Kala itu, tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan pinjaman Ciputra terhadap bank asing melonjak tajam hingga mencapai 100 juta US dolar. Hal ini menyebabkan Ciputra harus melepas sahamnya kepada sejumlah perusahaan salah satunya yaitu Bumi Serpong Damai (BSD) untuk menutup pinjaman utang dan keluar dari krisis perusahaan.
Setelah mengalami masa-masa sulit saat itu, Ciputra berhasil mengembalikan perusahaannya ke kejayaan semula hingga sampai ke generasinya yang ketiga saat ini. Menurut cucu dari Ciputra, Cipta Ciputra Harun, sosok kakeknya adalah seorang yang sederhana meski bergelimang harta bahkan sampai akhir hayatnya..
Segenap keluarga besar Klub Journal Is Me menyatakan turut berduka cita atas kepergian Bapak Ciputra. Perjalanan dan karyanya yang luar biasa akan terus menjadi motivasi bagi kami untuk melangkah di masa depan.
Referensi: detik.com (Detik Finance)
Penulis: Levina
Comments