top of page

Press Release Biems Unity Festea 2021


Dokumentasi : Chintya Krisadelia


Tangerang, Event — BIEMS Theater Alsut telah berhasil mengadakan festival teater bertemakan BIEMS UNITY FEST 2021 pada hari Jumat (17/12) pukul 19.00 WIB - 21.00 WIB yang lalu. Festival yang pertama kali diadakan oleh UKM teater Alam Sutera ini, mengundang dua kelompok teater dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) untuk turut memberikan persembahan terbaiknya.


Acara dibuka dengan kata sambutan yang diberikan langsung oleh pelatih BIEMS Teater Alsut yang juga turut memandu jalannya acara bersama Callie Susanto, kak Fariz Septian Alam. Yeriel Hanaeel selaku ketua BIEMS Teater Alsut pun turut memberikan kata sambutan dan menyambut seluruh penonton baik yang berada di Zoom maupun Youtube dengan hangat.


Penampilan pertama dibawakan oleh kelompok teater Tak Kasat Mata yang berasal dari SMAN 02 Tangerang. Menampilkan kisah sederhana tentang tiga alat musik (gendang, harmonika, dan biola) yang saling berkeluh kesah atas perlakuan yang diberikan oleh tuannya, kisah pendek yang dibawakan oleh Azzam, Wildan, Ino, dan Nadira ini sukses membuat penonton tersenyum penuh pengertian. Meski ketiga alat musik merasa tersakiti karena sang Tuan yang terus bekerja keras untuk menciptakan lantunan nada, ketiganya sadar bahwa mereka pun juga elalu menikmatinya ketika sang Tuan berhasil menggunakan mereka dengan baik. Adapun peribahasa yang tepat untuk kisah ini adalah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.


Dokumentasi : Chintya Krisadelia

Penampilan kedua dibawakan oleh kelompok teater Teater Fiesta yang berasal dari SMAN 01 Tangerang. Kelompok teater yang telah didirikan sejak tahun 1994 ini, membawakan sebuah kisah yang cukup mendalam tentang perdebatan yang terjadi di antara kedua ibu (Rindi, Fahra) yang sengaja mengaborsi janin mereka dengan dua orang lainnya yang tidak memiliki tujuan hidup namun sibuk mencerca orang lain (Eiffel, Najwa) di sebuah Rumah Sakit Jiwa. Nadhja yang berperan sebagai dokter, menjelaskan bahwa setiap tindakkan tentu memiliki resiko di baliknya. Penyesalan akan selalu terjadi saat kita telah melakukannya.

Penampilan selanjutnya kembali dibawakan oleh kelompok teater Tak Kasat Mata dengan unsur komedi yang membuat penonton mengurai senyum cerahnya. Bercerita tentang seorang maling yang kesal karena terkena pukulan oleh masyarakat di desa yang dianggapnya berpendidikan dan mengerti hukum, alih-alih meminta maaf karena telah mencuri, ia justru menasihati orang-orang yang telah memukulinya. Primadeo Suryana selaku pimpinan produksi SMAN 02 Tangerang yang juga berperan sebagai Kepala Desa pun turut mendapatkan omelan dari sang maling. Di akhir cerita, sang maling berpesan bahwa sebagai masyarakat yang tinggal di negara hukum, untuk selalu menyelesaikan setiap maslaah yang ada dengan hokum. Jangan main sendiri, ujarnya kala itu.


Penampilan terakhir dipersembahkan spesial oleh BIEMS Theater Alsut selaku tuan rumah penyelenggara event teater ini. Bercerita tentang sebuah kelompok sirkus yang berhasil melawan kelompok sirkus lainnya yang berusaha bermain curang dan merampas seluruh keuntungan mereka, kisah ini menunjukkan bahwa ketulusan untuk menghibur para penonton tidak akan pernah terkalahkan. Diperankan oleh Stefi sebagai Sloth, Monic sebagai Kanan, Vincent sebagai Pantomim, Xaviera sebagai Badut, Amanda sebagai Princess, Angel sebagai Penjaga 1, Michelle sebagai Boss, dan Nathania sebagai Penjaga 2, kisah ini mendapatkan banyak tepuk tangan dari seluruh penonton yang hadir.

Penulis : Chintya Krisadelia

Comments


© 2024 by JournalisMe. Proudly created with Wix.com

bottom of page