Sumber : Wattpad – Fika Flori Danti
Selamat pagi dunia tipu-tipu, begitulah cara semua anak muda menyapa dunia sekarang di pagi hari. Makin aneh saja sapaan mereka ya.
Oh iya, omong-omong kita belum kenalan. Aku Rara, biasanya dipanggil sama teman itu ra, rara. Aku ingin sedikit berbagi cerita kepda kalian, terutama kalian yang wanita. Ceritaku kali ini mengenai kita boleh bertemu dengan orang lain secara online, namun tidak boleh menaruh perasaan kepadanya secara offline. Jika kau melakukannya, maka kau akan bernasib sama dengan ku.
Cerita ini berawal dari aku bertemu dengan seseorang di game. Awalnya sih coba-coba lama-lama jadi ketagihan. Eh apaan sih ra, serius napa. Iya iya aku serius.
Awalnya aku dengannya sebut saja dia bambang.
Hmm masih kupantau ya ra, belum ku cubit.
Ih galaknya...
Yaudah. Awalnya aku menganggap teman onlineku sebagai teman, tapi ntah kenapa diriku sejak dulu, jika ketemu dengan orang yang suka mengajakku mengobrol dan bercanda aku merasa nyaman dengan orang itu. Begitu juga dengan diriku belakangan ini. Mungkin ini terdengar dan terkesan bahwa aku cewe murahan, tapi memang benar aku merasakan hal tersebut. Apa mungkin diriku merasa sangat kesepian dan butuh orang untuk menghilangkan rasa kesepianku itu, ntahlah.
Aku terlahir dikeluarga yang sangat ketat sekali, dari dulu hingga sekarang, aku tidak diperbolehkan untuk berpacaran ataupun berteman dengan orang yang baruku kenal. Mungkin memang benar dahulu aku ga diperbolehkan berpacaran karena aku masih kecil, namun sekarang umurku sudah hampir menginjak usia 20 tahun, yang kebanyakan temanku sudah mempunyai temen yang sangat dekat dengannya. Jangankan berpacaran, gawaiku saja sering diambil kalau waktunya sudah menunjukan pukul 9 malam dengan alasan takut aku ga bisa bangun pagi.
Ya mungkin karena hal yang kusebutkan di atas membuatku kesepian, ntahlah, bagaimana menurut kalian? Apakah aku terlalu lebay?
Oh iya lanjut lagi ya. Berawal dari rasa nyaman yang didapat dari orang tersebut, yang tadinya aku tidak apa berbincang dengannya dan kami pun bertemu secara online, namun kenapa hanya perasaanku saja menjadi offline kepadanya dan dia sendiri tidak?
Dalam benakku yang paling dalam bertanya-tanya, kenapa dia datang lalu pergi ketika perasaanku offline. And ya, dia yang tadinya selalu mengajak ngobrol diriku, mengajak main game yang lain disaat dirinya dan diriku tidak ada kerjaan, menjadi dingin sedingin es yang berada di kutub.
Mungkin sekarang dirinya sudah muak denganku dan mengganggap diriku itu murahan, gampang diajak, kesana mau kesini mau.
Kami juga pernah berdebat karena aku tidak diajak untuk bergabung ke klan barunya dengan alasan, aku tidak bisa masuk karena ada persyaratan sebelum aku memasuki klannya. Namun apa yang aku dapat dari jawabannya? Dia marah padaku, mungkin aku juga salah, aku minta maaf ya.
See? Ternyata aku murahan guys. Pantas saja dia bosan denganku, tidak mengajak diriku, bahkan mungkin dirinya menganggap diriku tidak ada.
Aku ga tau ini bagaimana kelanjutannya, mungkin aku tidak berteman lagi dengannya, bisa juga bertema namun tidak sedekat dan sesering mengirim pesan kepadanya seperti saat ini.
Penulis : Rena Viriya P
Comentarios