Sumber: m.cnnindonesia.com
Di masa pandemi saat ini, banyak sekali orang yang menjual berbagai jenis masker, contohnya masker jenis Scuba.
Scuba merupakan salah satu jenis masker yang banyak digunakan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Karena kebutuhan pasar akan masker yang satu ini, para pedagang mengahlikan profesi menjadi penjual masker scuba.
Pada dasarnya, WHO (World Health Organization) tidak menyarankan semua orang menggunakan masker scuba, karena masker jenis ini hanya memiliki satu lapisan dan sifatnya yang lentur dapat memecah droplets menjadi bagian terkecil sehingga memudahkan droplets tersebut beterbangan di udara. Tidak hanya dapat memecah droplets, masker ini hanya 5% efektif untuk menahan debu, droplets, maupun virus.
Droplets atau percikan pernapasan merupakan partikel yang berasal dari semprotan lendir dan tetesan air liur yang terbang dari mulut manusia. Terkadang droplets tidak terlihat karena percikan cairan ini memiliki ukuran sekitar 10 mikrometer dan memiliki kandungan virus didalamnya.
Droplets sendiri dapat dihambat dengan pemakaian masker yang memiliki lapisan kain sebanyak 3 (tiga) lapis. Karena hal tersebut membuat pemerintah mengeluarkan larangan menggunakan masker jenis scuba lagi.
Namun apa yang dilakukan oleh pemerintah, berdampak merugikan untuk pedagang masker khususnya pedagang masker jenis scuba.
“Ya sebenarnya saya tidak setuju sih mbak, karena karena pandemi ini pekerjaan yang lalu saya beralih jadi jualan masker, tapi sekarang malah dilarang sama pemerintah,” ujar seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya
“Mau tidak mau saya sebagai pedagang masker mengikuti larangan pemerintah. Karena semua yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk kebaikan kita semua,” ujar Ibu Yance, ibu rumah tangga yang berjualan masker scuba sebagai sampingan.
Bagaimana menurut kalian? Setuju atau tidak tergantung kepada kita semua tetapi disertakan dengan alasan yang tepat ya, jangan menggunakan “katanya”. Penulis : Rena Viriya Putri Sumber : https://health.grid.id/read/352241093/droplet-aerosol-airborne-yang-jadi-penularan-virus-corona-apa-perbedaanya
Commentaires