Ketika membeli jam di toko, pernahkan kamu perhatikan dengan seksama jam-jam yang dipajang? Jam merupakan alat pengukur waktu. Kita bisa menentukan jam dari angka dan suasana pagi hingga malam.
Konon, penggunaan jam pertama kali digunakan makan dan ibadah. Para pembuat jam sudah berencana untuk menyetel jarum dan suara jam dinding sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Ketika sudah menunjukkan jam makan siang, maka alat ini akan berbunyi. Suaranya akan terdengar dari gedung gereja menuju sekitar lingkungan.
Alat ini tidak secanggih sama seperti sekarang. Dulu, tidak ada istilah angka yang menunjukkan pukul pada zona tempat tertentu. Sekarang, jam dinding sudah dilengkapi oleh angka yang menunjukkan waktu sekitar, berupa angka nominal atau huruf romawi.
Namun, di balik fakta ini ternyata ada keunikan yang pastinya belum pembaca ketahui. Mau tahu itu apa?
Ternyata, penjual jam bernama Timex memiliki sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Suatu hari, ia memajang berbagai jam yang menunjukkan pukul 08.20. Namun, setelah dilihat-lihat kembali jarumnya sungguh tidak menarik secara estetika. Ia menganggap bahwa pukul 08.20 menunjukkan raut wajah yang murung.
Maka, Timex mengubah arah jarum jam menjadi pukul 10.10. Pukul tersebut justru bisa menunjukkan wajah yang tersenyum. Apakah itu benar? Coba pembaca setel dulu antara pukul 08.20 dan pukul 10.10.
Manakah yang lebih nyaman untuk dipandang?
Penulis: Tesalonika Hasugian
*dari berbagai sumber
Comments