Hai, perkenalkan namaku Rara. Um, kali ini aku ingin bercerita sedikit pengalamanku pada saat hari valentine. Valentine merupakan hari kasih sayang di mana sepasang kekasih khususnya wanita yang memberikan hadiah kepada para kaum pria berupa bunga, coklat, boneka, dan tentunya bunga bank!... Aku hanya bercanda kawan.
Ya, itu awal dari semua cerita yang akan aku sampaikan kepada kalian. Sekarang kita kembali ke topik pertama kita.
Valentine, bagiku itu hanyalah sebuah kata yang tidak ada maknanya karena menurutku valentine itu hanya dirayakan oleh sepasang suami istri dan sepasang kekasih saja, tapi aku kebalikannya.
Sedih ya? Tapi tidak juga.
Sudah lebih dari 6 tahun sendiri.. sendiri kudiam.. diam dan merenung. Loh, Kenapa malah bernyanyi? Cukup bercandanya Ra.
Oke baiklah.. Kali ini aku serius. Kenapa aku bisa beranggapan seperti itu? Alasan pertama seperti yang telah aku beri tahu kepada kalian sebelumnya. Alasan kedua, aku merasa tidak ada gunanya aku merayakannya. Itu hanya membuang-buang waktuku saja. Alasan yang terakhir yaitu valentine membuat semua uangku mengalir sampai jauh.
Tapi itu dulu, sekarang aku merasakan hal yang lain dengan temanku semasa SD (mungkin sekitar tahun 2006) hingga sekarang. Hubungan itu muncul semenjak aku sering mengobrol dengannya melalui aplikasi chatting yaitu Whatsapp.
Namanya Rio kita sebut saja dia Mawar. Itu kan nama samaran penjual bakso boraks di televisi. Bercanda terus kamu Ra kapan seriusnya...
Oke baiklah, kali ini aku benar-benar serius...
Rio adalah seorang pria yang menjadi tipe idamanku. Dia baik, humoris, dan wajah yang jutekmembuatku gemas ketika memandangnya. Intinya dia benar-benar tipe idealku. Aku sudah lama berteman dengan Rio selama 13 tahun lamanya.
Aku sering meminta saran tentang hal-hal yang membuat diriku bingung saatmengambil keputusan. Kalau kata temanku, aku ini bucin (budak cinta) dia sampai-sampai apa pun yang disuruh olehnya, aku akan melakukannya kecuali harga diriku wanita yang tidak bisa kuberikan kepadanya... Tapi, aku tidak merasa bahwa aku ini bucin...
Walaupun aku dengannya hanya sekedar teman berbicara yang sudah lama kenal, aku merasa sikap dia belakangan ini telah memperlakukanku lebih dari sekedar teman. Dia sering mengantar aku pulang, membelikan aku makanan, dan selalu membantu aku disaat ia sedang sibuk. Manis bukan?
Ya, begitulah awal mula ceritaku mulai tertarik dengan yang namanya valentine. Sekian cerita awalku tentang hari valentine. Kuharap kalian dapat merasakan apa yang kurasakan saat ini..
Penulis : Rena Viriya
Editor : Levina
Comments