Tulisan ini diperkenalkan pertama oleh Raja Sejong pada 28 buah abjad baru agar semua golongan rakyat dapat membaca dan menulis dengan mudah. Hangul dianggap sebagai lambang identitas budaya untuk Joseon. Dengan bantuan Jip Hyun jun atau dalam bahasa inggrisnya ialah Hall Of Worthies. Yang merupakan sebuah organisasi yang mirip dengan akademi, atau mirip dengan Baitul Hikmah yang di azaskan oleh Kerajaan Abbasiyah, yang dimana telah mengumpulkan para cendikiawan dari seluruh Korea untuk menyumbang kepada perkembangan tamadun Korea sendiri.
Projek yang digerakkan oleh Raja Sejong ini bermula pada bulan Desember 1443, setengah pendapatan mengatakan bahwa pada bulan Januari pada 1444 Masehi, projek mencipta sistem tulisan untuk bangsa Korea ini dikenal sebagai Hunmin jeongeum yang bermaksud (The Proper Sounds for the Education of the People). Dari projek ini asal nama sistem tulisan ini diazaskan sebelum mendapat nama baru pada tahun 1912. Yaitu Han geul yang bermaksud “Tulisan Agung” atau di terjemahkan membawa maksud “Tulisan Korea.
Sebelum penciptaan tulisan Hangul ini, bangsa Korea lebih banyak menggunakan sistem tulisan China Klasik. Namun penggunaan sistem tulisan China ini agak sulit memandangkan perbedaan bahasa yang setara antara Bahasa China dan Bahasa Korea. Sebab itu Raja sendiri menegaskan sistem tulisan ini demi membantu bangsanya agar menjadi cerdik dan tidak buta huruf. Namun Raja ini ditentang oleh cendikiawan pada saat itu dikarenakan menggugat kedudukan mereka sebelum berkasta atau golongan tertentu saja yang menggunakan sistem tulisan hangul tersebut.
Namun sistem ini dilarang penggunaannya untuk beberapa pemerintah Raja Yeongsangun pada tahun 1504 masehi, sebelum Raja Jungjong dan dinasti Joseon. Lalu, membubarkan kementrian Eonmum yang fungsinya untuk melakukan penyelidikan dalam bidang Hangul pada tahun 1506 masehi.
Setelah kejadian ini walupun sepertinya dilarang, tetapi hidup kembali dan menjadi popular pada penghujung Abad ke-15 ketika sastra-sastra puisi berbentuk gasa dan sijo sedang berkembang. Lalu pada Abad ke-17, penulis untuk novel sudah menggunakan sistem tulisan hangul sebagai genre utama menjadi sangat populer pada saat itu.
Dan ketika pada Abad ke-19, semangat nasionalisme Korea sedang berapi-api, barulah Hangul kembali digunakan secara resmi dalam kerajaan Korea. Pada tahun 1894 tulisan hangul digunakan dalam dokumen resmi kerajaan, lalu sekolah rendah pertama yang menggunakan tulisan Hangul pada tahun 1895, di azaskan pada tahun 1896, dan menjadi keseluruhan pertama Korea menggunakan Inggris dan Hangul dalam percetakan.
Penulis : Tesalika Nov Indhyra Editor : Lidya Verisca
Comments