Sumber: Dolok Arta Uli
Wabi Sabi merupakan filosofi desain interior yang berasal dari Jepang. Kata tersebut mengandung makna “Beauty in of imperfection” yang artinya “keindahan dalam ketidaksempurnaan”. Dilansir dari beberapa artikel, penulis buku Wabi Sabi Simple, Richard Powell, mengatakan konsep tersebut mengajarkan manusia tentang realitas sederhana: bahwa dalam hidup ada hal-hal yang tidak dapat bertahan, tidak selesai dan tidak ada yang sempurna.
Wabi sabi berfokus kepada ‘menghargai’ dan ‘menerima’ sesuatu yang tidak sempurna karena sesungguhnya ketidaksempurnaan itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu disangkal. Contohnya saat kita melihat suatu benda tua yang sudah lapuk, dengan menggunakan konsep wabi sabi kita dapat melihat adanya keindahan dalam benda tersebut.
Konsep ini dapat diterapkan secara langsung kedalam kehidupan manusia, dimana kita tidak perlu terlalu khawatir atau takut akan kekurangan yang kita miliki. Kekurangan yang selalu diperbincangkan manusia adalah tentang cela dan luka. Cela berarti kesalahan yang pernah kita lakukan baik kepada diri sendiri maupun orang lain sedangkan luka berarti perasaan sakit, kecewa, sedih dan lain sebagainya atas perbuatan orang lain ke kita entah itu mental atau fisik.
Ada beberapa poin penting yang dapat kita pelajari dari konsep wabi sabi yaitu pertama, dapat mewajarkan serta menerima kekurangan yang kita punya alih-aih terus menyalahkan atau menyesali keadaan. Kedua, perlu diketahui bahwa setiap kekurangan baik itu cela maupun luka sebenarnya dapat membentuk dan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang sekarang –apa adanya-.
Ketiga, setiap manusia itu indah walau banyak cela dan luka jadi mari untuk terus melihat serta menemukan keindahan itu dalam ketidaksempurnaan yang kita punya. Keempat, setelah kita berhasil me-wajarkan ketidaksempurnaan tersebut, kita pun bisa melakukan perefleksian atau perbaikan diri sehingga pribadi dapat menjadi versi yang lebih baik lagi.
Penulis: Dolok Arta Uli
Sumber: nationalgeographic.grid.id
Comments