top of page
Writer's picturePercee Magz

History Can't Win Against Love



“Mengapa, dari semua negara. Jepang yang menarik ku kesini? Tidak kah mereka tahu bahwa kita memiliki masa lalu kelam? Namun ku pikir itu tidak memberhentikan dia untuk tetap besama ku.”


Toby, seorang mahasiswa rantau dari Los Angles yang berkuliah di Jepang. Toby merupakan anak yang dapat dikatakan pendiam, banyak mahasiswa di kampusnya berusaha berteman dengannya. Namun, dengan perbedaan budaya yang di miliki antara orang Asia dan Amerika, Toby lebih memilih untuk mengikuti keinginannya sendiri, yaitu menyendiri.


Namun hal ini tidak memberhentikan seorang mahasiswi, yang dapat dikatakan sangat terkenal di kalangan kampusnya untuk membawa Toby keluar dari zona nyamannya. “Rogers-san” kata seorang perempuan yang tiba-tiba menyapanya. (“san” merupakan panggilan terhadap seseorang yang lebih tua atau secara formal di jepang.)


Toby pun menoleh dan memandang gadis tersebut. Ia memiliki wajah yang lucu nan mulus serta rambutnya yang terikat ala-ala harajuku dengan warna mata yang indah, membuat Toby terdiam sejenak. Gadis tersebut tersenyum manis “anu, Rogers-san kan pintar bahasa inggris, maksud ku kamu kan memang lahir dan besar di Amerika dimana bahasa inggris merupakan bahasa ibu mu” kata gadis tersebut ragu-ragu. Toby hanya memandangnya bosan walapun itu tidak terlihat bosan, entah mengapa gadis ini memiliki aura yang berbeda dengan perempuan yang lain, pada akhirnya gadis itu pun melanjutkan pembicaraannya. “bisa kah kita bekerja sama untuk membuat projek inggris kita? Lagi pula aku sudah tidak ada teman lagi selain mu” katanya.


Toby pun mengangguk sebagai tanda setuju “ya, tentu” katanya singkat. Gadis tersebut tersenyum lebar dan ia membungkuk kan badanya “terima kasih! Terima kasih sekali! Rogers-san!” katanya. Toby hanya menghela nafas “panggil aku Toby saja” katanya, gadis itu pun mengaggukan kepalanya dan mengulurkan tangannya “baik! Toby-kun! Aku Okumura Natsuki. Salam kenal!” kata Natsuki (“kun” merupakan panggilan dekat di jepang.)


Toby mengangguk dan berjabat tangan dengannya “salam kenal, Natsuki” katanya. Toby pun bejanji untuk membantunya, Natsuki merupakan gadis yang cerdas dan cepat tangkap. Toby pun nyaman dalam mengajarnya, mereka tertawa dan bersenang-senang bersama. Hingga pada suatu hari, Natsuki mengajaknya kesebuah restoran dekat kampus mereka. Restoran itu merupakan restoran yang di tangani oleh perusahaan keluarga Natsuki.


Toby datang sepuluh menit lebih awal, dan berencana untuk memesan makan untuk dirinya dan Natsuki. Ia pun menunggu kehadiran Natsuki, sambil menunggu, ia pun memasang lagu di earphonenya yang entah mengapa membuat dia mengatuk dan tertidur. Setelah beberapa menit. Terdengarlah suara halus yang memanggilnya. Toby pun membuka matanya mendapati Natsuki duduk di depannya. “kau terlambat” katanya terus terang, Natsuki tersenyum malu dan membungkuk kan kepalanya “maaf, tadi kelas selesai agak telat” katanya. Mendengar alasannya Toby pun mengangguk “baiklah, pesanlah aku yang bayar” kata Toby. Natsuki tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya “tidak perlu, ini sudah aku atur” katanya.

Toby memandangnya dan mengangguk.


Toby dan Natsuki makan bersama, tidak ada suara, hanya lagu yang menghibur mereka. Toby melihat Natsuki yang terlihat ragu, karena tertarik ia pun mencoba bertanya “ada apa?” katanya straight to the point, Natsuki terkejut dan ia melihat Toby. Ia tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya “tidak ada apa-apa kok” katanya. Merasa ada yang menjanggal, Toby pun bertanya lagi “tidak, aku tau kau ada masalah. Ayo katakan saja” katanya.


Natsuki seketika mera malu hingga ia menundukan kepalanya “anu, sebenarnya” ia terhenti sejenak, membuat Toby semakin tertarik “apa?” kata Toby. Natsuki pun melihat Toby dengan tatapan yang membara “aku, aku suka Toby-kun!” kata Natsuki. Seketika, Toby membeku dan menatap Natsuki. Natsuki yang melihat Toby membatu, dengan sigap ia menundukan kepalanya.


“maaf, aku harus menolak” kata Toby tiba-tiba, kata itu membuat Natsuki terblak-blakan dan menatapnya “mengapa?” katanya. Toby hanya menghela nafas “kau tau kan masalahnya, aku orang Amerika sedangkan kau orang Jepang. Kita memiliki masa lalu yang kelam” katanya. Berharap kata itu mengakhir percakapan ini, Toby mengambil tasnya dan hendak pergi dari restoran tersebut. Namun tindakannya di hentikan dengan panggilan dari Natsuki.


“Toby, aku tau itu. Namun, masa lalu adalah masa lalu. Toh, pada akhirnya kita berdamai, dan kau pikir kamu hanya satu-satunya orang Amerika disini? Tentu saja tidak.” kata Natsuki, Toby pun menglihkan perhatiannya kepadanya. Ia memang menyukainya namun dengan budaya dan masa lalu yang berbeda membuat ia sulit untuk membuka diri.


Natsuki pun berdiri dan memegang tangan Toby “jadi, jangan berpkir kalau kau tidak di terima disini ok?” ujarnya, tersenyum.

“dan senyuman itu membuat ku betah dan bertahan untuk tinggal disini, I love you, Okumura Natsuki” pikir Toby. Ia tersenyum, menggenggam tanganya dan seketika, memeluknya. Natsuki tersenyum mendengar bisikan halus ditelingannya “terima kasih, Natsuki”.



Penulis: Amelia Christina Debora


0 views0 comments

Recent Posts

See All

RRR

Comments


bottom of page