“Sudah sekian lama aku di sini, memori itu terus menghantuiku. Ini adalah salahku karena melakukan hal ceroboh seperti itu. Apakah ia masih dapat mengingatku?"
June Melinda adalah seorang anak dari pemilik restoran terkenal. Ia sangat berkecukupan, dapat dibilang begitu. Namun, kekayaan yang ia miliki tidak menghilangkan sikapnya yang ramah dan senang membantu. Bahkan karena sikapnya, banyak temannya yang tidak mengetahui bahwa June adalah orang yang berada.
"Bulan June!" panggil seorang perempuan yang membuyarkan pemikiran June. June langsung melihat perempuan tersebut dan memberi tatapan tak suka kepadanya. "Please, don't call me that," kata June. Perempuan tersebut tertawa dan menyikutnya, "Hey, jangan baper dong.... Kenapa kamu? Rindu yayang tercinta ya?" katanya. June hanya menghela nafasnya, menatap langit biru dan burung yang terbang bebas. "Ya, bisa dibilang begitu, Sudah 5 tahun dan masih tidak ada tanda-tanda darinya," ucap June.
Perempuan yang duduk di sampingnya hanya mengangguk, "Sudah lepaskan saja, jangan pendam terus nanti sakit loh?" June menatap perempuan tersebut, "Kamu kan tahu aku gak bisa lepasin kejadian yang buat dia jadi seperti itu, Mel," kata June. Melissa mengangguk, "Iya, aku tahu June, tapi dia sudah bilang bahwa dia enggak akan membiarkan kamu celaka". June menundukan kepala dan air mata menetes keluar dari matanya. Melissa memeluknya dan menepuk punggungnya, mencoba untuk menenangkan June.
5 Tahun lalu
"Nil!" sahut June kepada Daniel. Nil, sebutannya, teman kecil June. Daniel mengalihkan pandangannya kepada June dan tersenyum, "Hi! Tumben lama...." katanya tertawa kecil. June mencubit tangannya lalu mengalihkan pandangnya, "Jahat! Kamu tahu kan kalau cewe itu butuh waktu untuk prepare," ujarnya.
Daniel hanya menggelengkan kepalanya dan langsung mengandeng tangannya June. June yang tidak siap langsung terkejut, ia melihat Daniel dan entah mengapa ia merasa pipinya memanas. Daniel berjalan, melihat jalanan yang penuh dengan pengujung yang berbelanja dan melangkah kesana-kemari.
"Kita harus buru-buru nih, nanti keburu telat," katanya. Sebelumnya Daniel mengajak June ke mall untuk menonton. Karena June sedang senggang dan semua tugas sekolah sudah ia selesaikan, maka Ia pun menerima ajakan Daniel untuk nonton. Sekarang merupakan malam minggu, banyak sekali orang yang berlalu-lalang di jalanan. Daniel dan June hendak menyeberang namun, tiba-tiba June terpisah dengan Daniel. Ia langsung menyelip ke kurumunan orang yang menyeberang.
"Nil? Nil! Daniel!" seru June memanggil temannya. Walaupun umur mereka berbeda, namun June dan Daniel terlihat akrab dan selalu menanggap mereka seumuran. June berjalan dan menghadang terus kurumunan tersebut. Ia melihat ujung dari kumpulan orang-orang ini, June berlari dan menerobos semua orang yang menyeberang.
Tiba-tiba, "June!" sahut seseorang yang familiar untuknya. Ia hendak mencari sumber suara tersebut, namun seseorang mendorongnya ke trotoar. Di saat yang bersamaan, June mendengar suara sebuah mobil yang menabrak sesuatu. June membeku. Ia mendengar jeritan orang-orang disekitarnya. Ia mendengar seorang wanita menelpon ambulans dan beberapa orang yang melihat korban kecelakaan tersebut.
June bangkit bediri dan langsung menerobos ke tempat kejadian. Ia menerobos dan terus berjalan. Ia tidak mempedulikan olokan orang. Setelah ia berhasil, June merasa kakinya lemas. Ia melihat sang korban. Air mata keluar dari matanya, ia berlari dan mendekati korban tersebut.
"Daniel! Bangun, Daniel! Jangan tinggalin aku!" teriaknya setelah mengetahui bahwa korban itu merupakan temannya, Daniel.
"Daniel, please bangun.... I need you in my life.... I, I love you Daniel....," kata June membisik di telingannya. Sekilas ia mendengar sebuah sahutan, "And.... I love you too.... My month of June....," suara itu milik Daniel sebelum ia jatuh tak sadarkan diri.
Present time
June berada di depan kamar dimana Daniel dirawat. Melissa membujuknya untuk datang dan menjenguknya. June akhirnya menyetujuinya dan ia pun datang. Merasa takut dan enggan untuk memasuki kamarnya, June menarik nafasnya dalam-dalam sebelum membuka pintu kamarnya.
Ia mengitip dan melihat seorang laki-laki sedang duduk dan berbicara. June mengetahui laki-laki itu. Ia adalah teman sekolah Daniel, Leon. June pun merasa bingung dan ia memasuki ruangan tersebut. Leon melihat June lalu tersenyum lebar, "Wah, baru di omongin, orangnya muncul," katanya. June menatapnya bingung "Kamu, ngomong sama siapa?" tanya June.
Leon tertawa dan ia menggelengakan kepalanya, "Wah, kurang asem tuh Lisa, enggak kasih tahu...," ucapnya. June masih bingung dan mencoba untuk mencerna maksud dari perkataan Leon. Leon bangkit berdiri dan menarik tangan June, "Sini, kamu pasti terkejut," katanya. June hanya menurut dan mengikuti Leon. Kemudian June melihat tempat tidur dimana Daniel beristirahat. Ia terkejut dan membeku. June melihat Daniel sedang duduk menatapnya seraya tersenyum, "Ahh.... Now I know why June is a special month for me....," katanya. June langsung melepaskan genggaman tangannya dan berlari kearah Daniel. Ia memeluk Daniel dan ia pun mulai menangis.
Penulis : Amelia Christina Debora
Editor : Levina & Gabriela Priscila
Comentarios